ADAKAH HIDUPMU MEMUJI TUHAN?

(Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan)

 odt

Hidup memuji adalah salah satu ciri dari hidup orang ber-iman. Semenjak gereja berdiri hidup memuji tidak pernah surut dan berhenti dari kehidupan orang percaya. Di setiap keadaan dan waktu mereka senantiasa memuji Tuhan dan jiwa dari pujian itu adalah pengenalan akan karya Tuhan yang ditandai dengan persekutuan yang akrab, saling menolong, saling membantu dan saling menyemangati. Semakin banyak pujian semakin bermaknalah kehidupan, semakin giat memberi pujian semakin sempurnalah sukacita.

 Saudara! Di dalam setiap ibadah kita selalu memuji nama Tuhan. Ibadah adalah merupakan pernyataan Tuhan di dalam anakNya Yesus Kristus yang memberi keselamatan kepada orang percaya dan setiap orang percaya merespon (memberi jawaban) terhadap karya penyelamatan itu. Di dalam pemahaman inilah ibadah berlangsung. Oleh karena itu setiap orang yang beribadah adalah orang yang sadar bahwa hidup ini adalah anugerah, bersumber dari Tuhan dan berakhir di dalam Tuhan. Karena itu ibadah tidak pernah terpisahkan dari pujian dan salah satu unsur dari pujian itu adalah nyanyian. Lihatlah bagaimana kebesaran Tuhan yang disampaikan oleh pemazmur, bumi dan langit memuji nama Tuhan. Pujian itu berlangsung karena Tuhan yang memberi perintahnya maka semuanya terjadi, karena Tuhan telah memberi tanduk keselamatan kepada umatNya sehingga musuh-musuhnya terkalahkan. Inilah kesaksian pemazmur tentang Tuhan dan sekaligus undangan, ajakan serta seruan untuk memuji Tuhan. Pemazmur bukan hanya mengenal Allah dalam hidupnya tetapi mengalami Allah dalam hidup. Dengan kemampuan jiwa  mengalami Allah di dalam hidup maka hati, pikiran dan perbuatan dengan sendirinya terdesak untuk memuji Tuhan.

Saudara! Apa dan bagaimana pujian menjadi hidup? Barangkali inilah yang penting kita lakukan saat ini. Segala pujian bila tidak dilihat sebagai respons terhadap karya Tuhan maka pujian itu akan menjadi kering dan layu. Oleh karena itu, pertama: ingatlah bahwa hidupmu adalah anugerah, pemberian Tuhan maka di sanalah pujianmu menjadi hidup. Kedua: kata sesuai dengan perbuatan atau pujian sesuai dengan tindakan. Tuhan tidak menginginkan pujian bila dendam, permusuhan dan kemegahan diri menguasi hidup kita. Oleh karena itu hiduplah di dalam pengampunan, kasih dan damai maka di sanalah pujian menjadi hidup. Ketiga:  Ingatlah bahwa jaminan keselamatan kita adalah Tuhan dan sudah dimateraikan di dalam kematian dan kebangkitan Kristus, itu terjadi kini dan nanti. Oleh karena itu pujian kita tidak lagi ditentukan oleh keberhasilan atau kegagalan, untung atau rugi, sehat atau sakit, senang atau susah, bahagia atau menderita. Tetapi karena Tuhan sudah menyelamatkan kita. Selamat Kantate. Amin.