KOTBAH MINGGU MISERIKORDIAS DOMINI

KESETIAAN TUHAN

ROMA 3: 1 – 8

Bumi Penuh dengan Kasih Setia Tuhan = Miserikordias Domini! Inilah nama Minggu kita hari ini. Sebuah proklamasi iman yang dinyatakan oleh setiap orang percaya di sepanjang waktu dan di setiap tempat. Baik waktu dulu, sekarang, dan waktu yang akan datang, semua orang percaya akan bersaksi dan berkata: Sugguh bumi penuh dengan Kasih Setia Tuhan. Proklamasi iman ini muncul dari pengenalan diri yang sungguh tentang siapa, apa, dan bagaimana hidup manusia dihadapan Allah; dan mengenal siapa Allah di dalam kehidupan manusia.

Siapakah kita manusia?

  • Kita adalah manusia yang lemah, rapuh, tidak setia, dan acap melakukan keinginan sendiri – mengesampingkan kehendak Allah. 

Apa manusia itu?

  • Tidak lebih dari tanah liat yang dibentuk Allah dan kepada tanah liat yang dibentuk itu, dihembuskan nafas kehidupan, sehingga manusia memiliki roh.
  • Sebagai manusia yang berasal dari tanah, kita mudah terpecah, rentan kepada cobaan, tidak tahan terhadap tantangan atau ujian.

Bagaimana hidup kita (manusia) di hadapan Allah?

  • Hina dan penuh dosa karena kita sering melanggar perintah Tuhan, melanggar hukum-hukum Tuhan, dan berbuat jahat di mata Tuhan.
  • Acap sekali hidup kita memberontak kepada Tuhan karena keinginan atau kehendak kita tidak tercapai.

Benarlah seperti ada tertulis: “Tidak ada yang benar; seorang pun tidak. Tidak seorang pun yang berakal budi, tidak seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak. Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Roma 3: 10-12, 23.

Saudara-saudara! Inilah kehidupan kita dihadapan Tuhan. Tetapi syukur kepada Allah, di dalam anak-Nya Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit; hidup kita telah diampuni, ditebus dan diselamatkan. Di dalam karya pengampunan-Nya kita semua beroleh kasih setia; kita semua di sambut sebagai anak kerajaan-Nya. Dan sebagai anak-Nya kita memperoleh hak waris dari kerajaan-Nya. Itulah Allah yang kita percayai – yang kepada-Nya kita beriman. Dengan pengenalan ini saudara-saudara! Kita berkata: Sungguh bumi penuh dengan Kasih Setia Tuhan.

Saudara-saudaraku! Tuhan adalah setia. Kasih Setia Tuhan tidak ditentukan oleh apa pun yang dilakukan manusia… pun juga tidak ditentukan oleh pikiran dan rasa manusia. Dia lebih dari itu, Dia berada diatas semuanya itu, dan tidak seorang pun yang dapat menyelami cara dan pikiran Tuhan. Karena Dia adalah Allah yang Maha Kudus, Maha Mulia, Maha Agung, dan Maha  Pengasih. Di dalam Diri-Nya penuh kesempurnaan dan kesucian untuk menunjukkan Kasih Setia-Nya kepada kita semua. Sekali pun manusia tidak setia, namun Tuhan tetap setia. Kesetiaan Tuhan tidak pernah ditentukan oleh ketidak setiaan manusia, atau dalam perkataan yang lain: Allah dalam hal kesetiaan-Nya tidak pernah tergantung kepada tindakan atau perbuatan manusia. Di dalam 2 Timoteus 2 : 13 dikatakan: Jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

Kesetiaan Allah saudara-saudara tidak pernah berubah sekali pun manusia tidak setia, sekali pun manusia penuh di dalam keberdosaan. Bahkan lebih dari itu; justru pada ketika manusia berada di dalam kuasa dosa  – Dia datang menunjukkan  kesetiaan-Nya di dalam Yesus Kristus untuk merangkul manusia, mengasihi manusia, dan mengampuni dosa kita manusia. Namun saudara-saudara ini bukan memberi maksud supaya manusia tidak perlu bertobat dalam menghampiri Allah, atau tetap berada dalam perbuatan yang jahat di mata Tuhan, atau menikmati hidup di dalam kubangan dosa. Bukan saudara-saudaraku! Allah selalu memanggil kita untuk meninggalkan segala perbuatan kita yang jahat, dan kembali kepada-Nya; melakukan kehendak-Nya, dan hidup di dalam firman-Nya. Di dalam 2 Timoteus 2: 12 dikatakan: jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita.

Di hadapan Tuhan tidak ada satu pun yang kita megahkan! Kita semua adalah orang berdosa – hanya kasih karunia dalam hal kesetiaan-Nya yang kita dambakan. Hanya kepada-Nya kita semua berseru: Ya Tuhan sumber kasih karunia, terimalah kami dalam kesetiaan-Mu yang Agung itu, supaya kami juga berlaku setia terhadap firman-Mu dan hukum-hukum-Mu.

Saudara-saudaraku yang saya kasihi dalam Kristus Yesus! Melalui nas khotbah di Minggu Miserikordias Domini hari ini, ada tiga pesan rohani yang bisa kita jadikan sebagai pijakan dalam menghadapi penderitaan akibat CoVid-19 ini:

Pertama: Bumi kita penuh dengan Kasih Setia Tuhan. Dia mengasihi kita tanpa membeda-bedakan kelebihan dan kekurangan kita; Dia mengasihi kita tanpa membeda-bedakan kecantikan dan kejelekan kita; tanpa membeda-bedakan kekayaan dan kemiskinan kita; tanpa membeda-bedakan  kebesaran dan kekecilan kita – Dia mengasihi kita tanpa membeda-bedakan ketinggian dan kerendahan kita. Baik Jahudi maupun non- Jahudi, baik yang bersunat maupun yang tidak bersunat, sungguh Allah mengasihi mereka semuanya. Semua ukuran duniawi dan hal-hal lahiriah tidak benar menjadi ukuran yang mesti kita jadikan sebagai penentu dari kasih setia Tuhan. Tuhan sungguh mengasihi kita semua di dalam kesedihan, kesulitan, penderitaan, dan kesesakan yang kita alami saat ini akibat pandemic Covid-19 ini. Oleh karena itu saudar-saudara! kuatlah, berdirilah teguh jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan.

Kedua: Allah setia di dalam janji-Nya. Dia tidak pernah meninggalkan kita. Di dalam Alkitab ada banyak janji Allah kepada umat-Nya, salah satu dari janji itu adalah Mazmur 91: 15 ” Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. Dari sekian banyak janji Allah di dalam Alkitab, sengaja nas ini saya sampaikan sesuai dengan apa yang kita alamii saat ini. Bila kita dengan sungguh berseru kepada Tuhan saudara-saudara, maka Tuhan akan menjawab kita, menyertai kita, dan meluputkan kita dari kesesakan yang kita hadapi saat ini. Sekarang apapun pergumulan, penderitaan, kesesakan yang saudara hadapi, saudara tidak menanggungnya sendiri, karena Tuhan selalu ada untuk kita. Ingat Saudara ” Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Di dalam kitab Mateus 28:20 Yesus berkata kepada Murid-murdnya: Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Ketiga: Hiduplah di dalam Kesetiaan kepada Tuhan. Hampir satu bulan sudah, kita melaksanakan ibadah di rumah secara On Line. Tepatnya sudah delapan kali kita beribadah di rumah masing-masing bersama anggota keluarga yang kita kasihi. Tidak lazimnya seperti itu, tetapi ini menjadi pilihan yang harus kita lakukan sekalipun ini barangkali kita tidak sukai, demi pencegahan penyebaran pandemic Covid-19. Social distancing, physical distancing, bahkan himbauan tinggal di rumah (stay at home) menjadi pilihan sulit yang harus kita lakukan. Belajar di rumah, bekerja dari rumah, ibadah dirumah bukan sesuatu yang mudah bagi kita. Belum lagi pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga yang harus kita pikirkan, kelangsungan pekerjaan non formal, dan pemutusan hubungan kerja (PHK) tak terelakkan akibat dampak dari pandemic Covid-19. Tentu semua itu menambah beban berat bagi kita semua. Kita lelah dengan semua ini… saat ini kita sedang mengalami masa-masa sulit. Saat ini kualitas iman kita diuji… Bila Tuhan adalah Setia maka kita pun harus terus berusaha memaksa diri setia kepada Tuhan. Firman Tuhan berkata dalam Wahyu 2:10c “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan”.

Saudara-saudaraku yang saya kasihi dalam Kristus Yesus! Semua realitas ini akan kita hadapi di dalam pengharapan dan iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus. Kuatlah amang-inang! Tetaplah Setia kepada Tuhan, karena Firman-Nya dalam Matius  11: 28 berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. KUATLAH, BERSUKACITALAH, BERBAHAGIALAH, DAN SEYUMLAH amang – inang. AMIN.

KONSPIRASI DAN PENGHIANATAN

Mateus 27:1-10

SALAM SEJAHTERA, SALAM SEHAT, HORAS MA DIHITA SALUHUTNA. KIRANYA KASIH KARUNIA DARI ALLAH BAPA, ANAKNYA TUHAN YESUS KRISTUS, DAN ROH KUDUS MENYERTAI SAUDARA SEKALIAN.

Saudara-saudaraku! Firman Tuhan, nas khotbah yang menyapa kita saat ini, sekaligus renungan bagi kita sekalian tertulis dalam Kitab Injil Mateus 27: 1 – 10, dengan rumusan Thema: MANUSIA TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN.

Ada dua muatan pokok pikiran dari nas khotbah kita hari ini:

Pertama: Konspirasi pimpinan Agama dengan kekuasaan untuk membunuh Yesus. Para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi berkumpul dan mengambil keputusan untuk membunuh Yesus. Ini terjadi karena sikap IRI, BENCI, ANGKUH DAN SOMBONG. Iri karena Yesus dapat melakukan mujizat-muzjizat: menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan banyak orang, dan mengajar kebenaran tentang kerajaan Allah. Benci karena Yesus tidak mau kompromi dengan kesalehan palsu para imam, bahkan Yesus membongkar kemunafikan mereka. Angkuh dan Sombong karena mereka melihat dirinya sumber kebenaran agama yang harus diikuti oleh pengikutnya.

Kedua: Penghianatan dan Penyesalan Yudas seorang Murid Yesus yang berakhir di tali gantung. Demi uang 30 perak, Yudas menjual sang Guru kepada kekuasaan. Sekalipun ada penyesalan dengan berkata “Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.” Namun tidak menunjukkan sikap pertobatan yang sungguh kembali kepada Tuhannya. Itulah sebabnya dia lalu pergi dari situ dan menggantung diri.

Saudara-saudaraku! Cerita konspirasi dan penghianatan terhadap kebenaran telah terjadi sebelum kebangkitan Kritus. Namun dalam realitas, peristiwa seperti ini masih terjadi hingga masa kini: adanya oknum, maupun kelompok, pun kekuasaan yang begitu gemarnya merobek kebenaran, melakukan praktek jual beli manusia demi dan untuk perolehan harta duniawi; merampas hak dan martabat orang lain demi dan untuk meraih kepentingan sempit. Dan seperti ini bukan hanya terjadi dalam kekuasaan sekuler, namun juga sepertinya terjadi dalam wilayah agama.

Saudara-saudaraku! Bila kisah seperti ini masih terjadi hingga saat ini, apa yang harus kita lakukan? Nas khotbah ini mengajak kita semua:

  1. Gantungkanlah hidupmu dan masa depanmu kepada Tuhan. Barangkali ada yang iri, benci karena keteguhanmu beriman dan percaya kepada Yesus Kristus adalah anak Allah; tetaplah berjalan dan bekerja di dalam-Nya. Tetaplah berpegang pada nilai-nilai kerajaan Allah, yaitu: Kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita oleh Roh Kudus.
  2. Jangan Pernah menjual Iman-Mu, demi perolehan keinginan-mu; Jangan pernah menjual kepercayaanmu, demi pencapaian kebesaran yang semu; jangan pernah menjual integritas dirimu, demi pemilikan kekuasaan sesaat. Atau dalam pengertian yang lain: jangan korban orang lain untuk dan demi kepentingan diri sendiri; jangan bersekongkol “membunuh karakter” orang lain demi nafsu keinginan perolehan mata uang atau kekayaan. Jangan adakan konspirasi menyingkirkan orang lain, demi hasrat memenangkan seleramu. Perbuatan seperti ini adalah jahat dan hina di hadapan Tuhan.

Jangan sampai kita hadir menjadi seorang YUDAS yang berubah setia, karena terbuai, terlena dengan 30 keping perak. Banyak tawaran kepingan perak dalam hidup kita, kalau tidak hati-hati maka kita bisa terseret menjual iman kita.

3. Bangunlah Penyesalan atau tobat diri untuk segala perbuatan yang melukai harkat dan martabat sesamamu. Bersegera sadar diri dan menyesal dengan setiap perilaku buruk yang dilakukan. Jangan sampai seperti Yudas yang terlambat menyesal dengan kesalahan besar yang ia lakukan, karena akhirnya tali gantung menjadi jalan akhirnya…. Jangan sampai terlambat, karena penyesalan yang terlambat tidak ada gunanya. Apapun keadaan kita, Tuhan tetap menerima kita kembali, asalkan kita datang pada Dia dalam kerendahan hati.

Dan ingatlah ini saudara-saudaraku! Penyesalan adalah pintu masuk menerima anugerah pengampunan dari Allah, dan di dalamnya hidup kita akan dipulihkan. Amin

Selamat Hari Minggu, Tuhan memberkati dan melindungi kita semua.