ALLAHKU PENUH KEMURAHAN

Kupandang dia dengan hati yang ter-iris-iris. “Berdoa, berdoa dan bermohonlah kepada Tuhan” Jawabku pelan. Dia menghela nafas dan berkata: “Ah, udahlah. Saya merasa bahwa Tuhan itu sudah tuli pada doa-doaku. Tuhan yang pernah bersabda: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan” toh tidak memberikan padaku apa yang kupinta. Tuhan bahkan tak pernah membukakan pintu bagi diriku.” Lalu dia berdiri dan meninggalkan aku sendirian. Kekecewaan telah menjadi beban hidupnya. Kekecewaan telah menyatu dengan hidupnya.

Mengapa bila kita mengalami peristiwa yang membuat kita berduka, yang menyakitkan dan memedihkan kita, tidak mampu kita terima sebagai satu anugerahNya juga? Dan siapa yang pernah mengatakan bahwa hidup itu mudah? Sesungguhnya hidup adalah suatu perjuangan diri. Suatu pertarungan mencari kebenaran. Dan kebenaran itu hanya dapat kita temukan dalam rasa sakit dan pedih. Dalam pergolakan jiwa melawan kepentingan diri kita sendiri. Hidup yang berjalan lancar, enteng dan lunak sesungguhnya bukanlah hidup yang nyata tetapi suatu impian semu. Ada satu sajak yang amat indah, ditulis oleh Rabindranath Tagore : Janganlah aku berdoa agar diluputkan dari bahaya tetapi agar berani untuk menghadapinya. Janganlah aku bermohon untuk dihindarkan dari kepedihan tetapi agar mampu menaklukkannya. Janganlah aku mencari teman senasib dalam pergumulan hidup ini tetapi agar mampu berjuang dengan daya upayaku sendiri. Janganlah aku meminta agar diselamatkan dari keterasingan tetapi agar dengan sabar melangkah menuju ke kebebasanku. Janjikanlah padaku agar aku tidak menjadi seorang pengecut: Tidak hanya sanggup merasakan keagunganMu dalam keberhasilanku tetapi juga dapat merasakan genggamanMu di dalam kegagalanku.

Suatu sajak indah yang patut kita renungkan dalam menghadapi kesulitan kita sehari-hari. Bukankah seharusnya “kita cari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita insan yang lemah ini?” Mintalah karena kita adalah umat Allah. Carilah karena kita adalah saudara Tuhan. Dan Ketoklah karena Tuhan menyayangi kita, tidak tuli dan tidak pernah meninggalkan kita. Hanya Dia ingin iman kita terasah dengan baik agar kita mampu menjadi terang yang menyinarkan cahayaNya setiap saat. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4 :6) Amin.

-Aln-

Minggu, 13 Mei 2007

Nas: Mateus 7: 7 – 10

 

 

Pdt. Adven Leonard, D.Min