MAKNA PERSEMBAHAN DALAM IBADAH

Makna Persembahan dalam Ibadah

(Sebuah tinjauan teologis tentang persembahan)

“Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,

supaya ada persediaan makanan di rumahKu dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam,

apakah aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit

dan  mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan”.

(Maleaki 3: 10)

Pemberian Korban “persembahan” adalah ketetapan Tuhan

  1. Tradisi Alkitab mengungkapkan, setiap kali umat Allah datang menghadap hadirat Tuhan  (beribadah), mereka selalu membawa “korban” atau persembahan kepada Tuhan. Hal ini dilakukan sesuai dengan perintah Tuhan kepada mereka bahwa: Setiap orang yang datang menghadap Tuhan, janganlah ia menghadap dengan tangan hampa, tetapi masing-masing membawa persembahan sesuai dengan berkat yang diberikan Tuhan kepadanya. (bnd, Ul 16: 16-17) dan persembahan itu adalah yang terbaik, tidak cacat atau sesuatu yang buruk, (Ul 17: 1). Dalam Perjanjian Lama, Persembahan erat hubungannya dengan upacara korban. Dalam Imamat pasal 1 – 7 terdapat beberapa contoh jenis persembahan korban seperti; korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapusan dosa dan korban penebusan salah. Ibadah Israel juga mengenal persembahan persepuluhan dalam bentuk hasil ladang, ternak atau uang (lih. Ul 14:22-27), bahkan ada peraturan yang menetapkan  denda 20 % bagi penyimpangan persepuluhan (lih. Im 27:31). Dapat kita lihat bahwa  Korban atau persembahan dalam Perjanjian Lama selalu dihubungkan dengan kebebasan   atau keselamatan jiwa. Umat Allah sadar bahwa dirinya berdosa dihadapan Allahnya, maka dengan hati yang tergerak dan terbuka, mereka datang membawa persembahannya kepada Tuhan yang dapat menyelamatkan jiwanya.

Persembahan dalam Gereja abad Pertama di Perjanjian Baru

  1. Dalam Perjanjian Baru ketika gereja terbentuk pada abad pertama, persembahan mempunyai arti yang berbeda. Persembahan di gereja abad pertama berkaitan dengan perjamuan. Ketika itu belum ada pemisahan antara perjamuan kudus (ekaristi) dengan perjamuan kasih (agape). Orang membawa persembahan dalam bentuk makanan atau uang sebagai biaya untuk penyediaan makanan dengan tujuan agar orang miskin yang tidak mempunyai makanan di rumah bisa ikut makan (lih Kis 6:1-6). Boleh kita katakan bahwa persembahan di gereja pertama lebih bersifat diakonal dan itu terjadi setiap minggu, bahkan menurut catatan Kisah Para Rasul 2: 46, perjamuan itu terjadi setiap hari. Disamping itu, pemahaman persembahan dalam kitab Perjanjian Baru selalu dihubungkan dengan pengorbanan Kristus, di mana pengorbanan Kristus menjadi wujud nyata dari penyerahan diri untuk menebus manusia dari dosa yang membelenggunya. Oleh karenanya makna persembahan dalam Perjanjian Baru adalah     pengorbanan diri sebagai bukti ketaatan, kepatuhan terhadap Allah yang memberi kehidupan atau keselamatan. (Yoh 1:29; 36; 1 Petr 1:18; Why 5: 6-10; 13:8, 1 Kor 5: 6-10, Ibrani 10: 5,10) Kristus menunjukkan hal itu, Dia taat, patuh terhadap Bapa yang mengutusnya sampai Dia mati di kayu salib demi keselamatan manusia. Disitulah makna persembahan yang sesungguhnya, yaitu ketaatan, ketundukan kita kepada Tuhan.

Hakikat Persembahan dalam gereja abad pertama dan ibadah Yahudi

  1. Pemahaman tentang persembahan menurut gereja abad pertama seperti tertulis dalam Kisah Para Rasul, menunjukkan perbedaan dasariah dibandingkan dengan persembahan dalam ibadah-ibadah agama Yahudi, Kanani, Romawi dan Yunani ditandai dengan persembahan yang bersifat kultis dan ritual. Orang memberi persembahan supaya diimbali, supaya mendapat pahala dan supaya dibalas dengan kekayaan, keselamatan, kesehatan, keberhasilan dan lainnya. Di situ ada unsur “aku memberi supaya aku diberi”. Gereja abad pertama justru mengembangkan pemahaman yang sebaliknya, yaitu kita memberi karena kita sudah diberi. Hal ini perlu mendapat perhatian supaya motivasi memberi persembahan benar-benar dari hati yang tulus iklas. ( = janda miskin yang memberi persembahannya, Mark 12: 41-44).

Persembahan yang dikehendaki Tuhan

  1. Menurut Firman Tuhan, Ada beberapa nilai dari suatu persembahan yang dikehendaki oleh Tuhan.
  • BILA PERSEMBAHAN ADALAH YANG TERBAIK, (Kel 23:19; 34:26). Persembahan itu terbaik atau tidak , ditentukan oleh sikap hati.(bnd, persembahan Kain dan Habel, Kej 4:3-7. Habel ,memilih anak sulung kambing dombanya, sedangkan Kain mempersembahkan sebahagian dari hasil pertaniannya dengan berat hati). Alkitab mengatakan persembahan Habel yang diterima Tuhan, sedangkan persembahan Kain tidak diindahkan Tuhan. Oleh karena persembahan itu merupakan sikap hati kita, maka persembahan itu adalah yang terbaik.
  • BILA PERSEMBAHAN ITU ‘SESUAI KEMAMPUAN’ (Ul 16:17; 1 Kor 16:2). Dalam hal ini, menentukan besarnya persembahan hendaklah jangan melihat pada jumlah, tetapi melihat pada berkat-berkat yang diperoleh atau sesuai keadaan ekonomi yang dimiliki. Menurut Alkitab, Tuhan Allah menilai persembahan kita bukan dari besar jumlahnya, tetapi dari ukuran apakah persembahan itu sesuai dengan kemampuan kita. (bnd Luk 6:38).
  • BILA PERSEMBAHAN ITU ‘MENURUT KERELAAN HATI’ (2 Kor 9:7). Kata rela di sini bukan berarti asal ada, namun mengandung kesediaan untuk berkorban dan menyangkal diri, (bnd 2 Kor 8:2-5). Hal seperti inilah yang dilakukan Kristus dalam mempersembahkan dirinya untuk keselamatan dunia ini.

Melalui pemahaman ini, persembahan Kristen harus diarahkan dalam visi dan motivasi yang berhubungan dengan Tuhan, serta seluruh hidup seharusnya dipakai untuk mempermuliakannya; persembahan diberikan dengan kesadaran bahwa segala sesuatu diperoleh dari, oleh dan kepada Dia.

HKBP dalam meberi dan memahami persembahan

  1. Kenapa Gereja-gereja mengadakan pengumpulan persembahan ? atau kenapa orang percaya memberi persembahan ?. Dalam buku Aturan dan Peraturan HKBP tahun 2002, pasal 14 tentang: Kewajiban Warga, di sana dikatakan: “Warga Jemaat berkewajiban memikirkan segala kebutuhan di jemaat dengan mempersembahkan diri sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan kepadanya, maupun melalui penyampaian berbagai persembahan dari hati yang tulus dan penuh sukacita”. Melalui pemahaman ini ada dua yang menjadi focus perhatian kita dalam memahami persembahan:
  • Mempersembahankan diri sesuai dengan talenta yang diberikan Tuhan; Talenta yang dimaksud disini ialah kecakapan-kecakapan khusus yang dimiliki setiap orang. (bnd Roma 12: 6-8; I Kor 12: 8-10). Semuanya itu diberikan sebagai persembahan yang kudus kepada Tuhan. “… supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, yang berkenaan kepada Allah”, (Roma 12:2).
  • Menyampaikan berbagai persembahan dari hati yang tulus; Persembahan yang dimaksud disini, sama artinya dengan penyampaian korban dalam Perjanjian Lama, yang diwujudkan dalam bentuk binatang, panen atau buah dari pekerjaan.

Dari kedua pemahaman ini, bahwa pemberian persembahan menjadi tanda penundukan diri setiap orang beriman kepada Tuhan, dengan demikian hidupnya akan penuh ketaatan melalui persembahan. Oleh karenanya memberi persembahan merupakan tindakan ibadah dan yang dipersembahkan adalah gambaran sikap hati untuk memulikan Tuhan.

Persembahan di HKBP

  1. Jenis-jenis persembahan di HKBP sudah diatur sedemikian rupa, dan semuanya itu diperuntukkan untuk pembangunan rohani maupun pembangunan gereja secara phisik. Sebagaimana lazimnya, ada 5 (lima) jenis-jenis persembahan:
  • Persembahan pada acara kebaktian Minggu

–          Minggu Dewasa

–          Sekolah Minggu

  • Persembahan Acara Kebaktian wijjk
  • Persembahan Kebaktian Kategorial
  • Persembahan Tahunan (Pelean Taon)
  • Persembahan acara-acara khusus

–          Ikat Janji

–          Pemberkatan Nikah

–          Ucapan syukur (Ulang Tahun, Memasuki rumah, awal tahun, dll)

Dalam penatalayanannya, persembahan itu mempunyai pos masing-masing sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan. Misalnya:

Persembahan Acara kebaktian Minggu, diadakan dua kali , yaitu sebelum dan sesudah Khotbah, yang terdiri dari: Persembahan sebelum khotbah diedarkan dua kantong (persembahan Ia,b) dan sesudah Khotbah satu kantong (persembahan ke-2). Peruntukannya adalah: Persembahan Ia,b untuk kas huria dan pembangunan, sedangkan persembahan setelah khotbah untuk Kantor Pusat HKBP.

Persembahan Sekolah Minggu, dari seluruh jumlah persembahan tersebut, 25 % diperuntukkan untuk Kantor Pusat HKBP.

Persembahan Tahunan dipergunakan untuk keperluan biaya operasional huria di dalamnya termasuk “balanjo” atau gaji pelayan full timer.

Persembahan-persembahan acara kebaktian weijk dan acara ucapan syukur diperuntukkan ke kas huria yang kegunaannya untuk biaya rutin huria.

v   Persembahan Perjamuan Kudus diperuntukkan untuk pelayanan zending HKBP.

Persembahan persepuluhan

  1. Istilah Persembahan persepuluhan lebih banyak di bicarakan dalam Kitab Perjanjian Lama, di mana 10 % dari pendapatan diberikan kepada pekerjaan Tuhan. Beberapa nas Alkitab yang menyoroti persembahan persepuluhan ini, adalah:
  • Imamat 27: 30 : Segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik Tuhan: Itulah persembahan kudus bagi Tuhan.
  • Bilangan 18: 21: Sesungguhnya aku berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka, pekerjaan pada Kemah pertemuan.
  • Bilangan 18: 24 : Persembahan persepuluhan yang dipersembahkan orang Israel kepada Tuhan sebagai persembahan khusus kuberikan kepada orang Lewi…
  • Ulangan 14: 22 : Haruslah engkau benar-benar mempersembahkan sepersepuluh dari seluruh hasil benih yang tumbuh di ladangmu, tahun demi tahun. (bnd Ul 12:19, Neh 10:37 – 39)

Dari nas ini persembahan persepuluhan di alamatkan untuk orang-orang yang bekerja di rumah Tuhan, dalam hal ini Imam yang berasal dari orang-orang Lewi. Sepuluh persen dari hasil pendapatannya harus diberikan kepada pekerjaan pelayanan Iman di bait suci.

Alkitab juga menyampaikan bagaimana respon Allah terhadap pemberian persembahan persepuluhan:

  • Ulangan 14: 28,29 : Engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan … supaya Tuhan memberkati  engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu.
  • Maleaki 3: 10: bawalah seluruh persembahan persepuluhan … apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu.
  • Maleaki 3: 8-11 : Allah akan memberikan perlindungan dan kebebasan dari kutukan.

Inilah respon Allah terhadap setiap orang yang memberikan persembahan persepuluhannya ke tempat pembendaharaan bait Allah. Oleh karena itu berikanlah persembahanmu kepada Tuhan dengan hati yang tulus iklas jangan dengan bersungut-sungut.

Pdt.A.Leonard Nababan